20130108

Sinopsis Novel


The Sajik Indoors Gymnasium, Busan, tampak riuh ramai dengan adanya konser SUJU. Tapi tiba-tiba saja keadaan berbalik 180 derajad. Penembakan misterius terjadi di sana. Kangin dan Leeteuk menjadi korban penembakan tersebut. Tak lama setelah itu, Leeteuk dan anggota SUJU mendapatkan berita lain yang tak kalah menyedihkan. Website SUJU diretas begitu saja. Devisi Cyber Crime dari kepolisan Seoul pun turun tangan. Pelacakan demi pelacakan dilakukan mereka. 

Meski demikian, Leeteuk dengan keahliannya di dunia IT-nya yang mumpuni mencoba menemukan pelaku di balik peretasan itu. Awalnya dia mencurigai Kim Hyun Suk yang berstatus doktor di bidang telekomunkasi sebagai pelakunya. Kecurigaannya didasari atas cinta pria itu kepada Yoona SNSD yang bertepuk sebelah tangan lantaran gadis ini  sebenarnya mencintai Leeteuk. Karena hal inilah Pemimpin SUJU tersebut berpikir, doktor telekomunikasi itu melampiaskannya dengan meretas website boy band yang dipimpinnya.

Sementara itu cinta Yoona juga bertepuk sebelah tangan karena Leeteuk masih mencintai Koo Hye Sun yang juga artis papan atas Korea Selatan ini. Seiring perjalanan waktu, peretasan terhadap website SUJU pun terulang hingga tiga kali. Leeteuk mulai curiga bahwa peretasan tersebut hanyalah pengalihan kasus atas peretasan yang lebih besar, yakni  peretasan terhadap instansi-instansi pemerintah. Atas saran Koo Hye Sun, Leeteuk pun menerobos masuk jejaring milik webmaster SUJU dan memperkuat pertahanan di sana tanpa sepengetahuan SM Entertainment. Di sisi lain, seorang polisi wanita yang cantik bernama Yeon Jin, yang sudah lama mengetahui sepak terjang Leeteuk, mengajak Pemimpin SUJU itu bekerja sama menangkap pelaku peretasan bank dan lainnya yang dicurgai pelakunya adalah Kim Hyun Suk dan Kang Min Ji.

Dan, terjadilah perang dahsyat antara Leeteuk bersama Hye Sun dan Yeon Jin melawan Kang Min Ji bersama komplotannya. Leeteuk dengan jejaring-jejaring zombie-nya melakukan serangan distributed denial of service ke komputer master lawan. Perang pun bertambah dahsyat. Nah! Bagaimanakah cerita selanjutnya? Apakah Leeteuk dan kawan-kawannya berhasil membantu negara mereka dari serangan peretas jahat? Lalu bagaimanakah kisah cinta Kim Hyun Suk, Yoona, Leeteuk, Koo Hye Sun, dan Yeon Jin? Dengan membaca novel fanfic ini, Anda bukan hanya akan menemukan jawabannya, tetapi juga akan masuk ke dunia peretasan yang sangat menarik.

Selamat membaca! 

Rabu, 10 Oktober 2012

Sebait Cinta di Bawah Langit Kairo



Judul: Sebait Cinta di Bawah Langit Kairo (Novel)
Penulis: Mahmud Jauhari Ali
Tebal: 214 hlm
Tahun Terbit: September, 2012
Penerbit: Araska, Yogyakarta
Harga: @Rp 30 rb 

Novel ini tersedia di toko buku Gramedia, Toga Mas, dan Gunung Agung seluruh Indonesia.

Sinopsis:

Ivan Mustova—alumnus Universitet Imeni M.V. Lomonosova, Rusia—mendapatkan tugas menjadi tenaga ahli di cabang LUKOIL Mesir. Hatinya agak ragu. Tapi apa boleh buat. Tugas tetaplah keharusan yang wajib dipertanggungjawabkan. Dan di Bandara Domodedovo dia bertemu seorang wanita. Terlihat anggun sekali. Untuk pertama kalinya jiwa lelaki berdarah Rusia dan Mesir itu bergetar oleh seorang lawan jenisnya. Seperti ada magnet yang menariknya kuat pada wanita itu. Sementara di Kairo sana, Angelina Tresilla—seorang wanita muda pemeluk Kristen Katolik Ortodoks yang taat—menunggu cintanya dengan sabar.

Meskipun seorang muslim, sejak sepuluh tahun lalu Ivan lebih tertarik pada agama Kristen. Menurutnya, terdapat kejanggalan-kejanggalan dalam Islam. Selama di Kairo dia sering mendapatkan dukungan kuat dari Abbas Williams—pendeta di Gereja Ortodoks Koptik—dan juga Angelina untuk meluruskan keinginannya itu. Bahkan, dia sering berdebat dengan wanita berjilbab yang ditemuinya di bandara Domodedovo tempo hari tentang beberapa hal dalam Islam. Namun, di balik perdebatan itu ada rasa saling suka, cinta, dan juga sayang antarkeduanya.  

Bagaimanakah kisah cinta mereka? Akankah Ivan hidup bersanding bersama Angelina? Ataukah malah akan menjadi rumah jiwa yang hangat bagi wanita berjilbab itu? Dengan membaca novel ini, Anda akan mendapatkan jawabannya ….

Selamat membaca ...!

Jumat, 17 Agustus 2012

Galaupolitan



Judul: Galaupolitan (Kisah Sesat Mahasiswa Galau)
Penulis: Mahmud Jauhari Ali
Harga umum: @Rp 24.900,00

Buku ini tersedia di toko buku Gramedia, Toga Mas, dan Gunung Agung seluruh Indonesia. Bisa juga dipesan langsung via sms ke nomor 087815594940

Apa kata mereka tentang buku ini?

“It’s really good joke! Baru kali ini gue ketemu buku kocak yang bikin gue ngakak. Manstabs… Tob…markotob…! Gue sampe terkencing-kencing, wakkkk…!”
—Nia Putri


“Mahmud, nama elo emang terdengar religius, tapi cerita-cerita galau yang elo bikin bener-bener gokil abis! Hahaha…!! Gue salut dah sama perjuangan elo nulis buku ini. Bikin perut gue mules-mules.. Hahaha.”
—Teguh Winarsho AS


“Buku ini mengungkap sisi kehidupan seorang mahasiswa gokil, tapi mampu mengeluarkan segala potensi di bidang yang disukainya, yakni sastra.”
—Arsyad Indradi, Penyair Gila Indonesia


“Membaca buku ini membuat hati menjadi riang.
Ini ialah bacaan pelepas lelah dan jenuh.”
—Tajuddin Noor Ganie, Penulis yang
gemar ngeblog dan baca cerita galau plus unik


___________________________________________
...
Gue hampir ga bisa nahan lagi. Rasanya nyaris keluar. Udah di ujung. Kepala gue jadi pusing keliengan. Padahal seorang dosen penguji lagi serius nanyain gue.
“…silakan Saudara Muhammad Jauzaki memberikan jawabnya.”
“Aduuuuuh!” spontan gue teriak, “Gue ga tahan lagiiii,” ucap gue dalam hati, “Eeeh. Saya permisi, Pak. Mau pipis,” ucap gue berani.
Gue langsung lari nuju luar ruang sidang. Semua mata tertuju ke gue. Tapi gue ga peduli.
“Saudara Jau! Saudara Jau!” Dosen penguji gue bereaksi.
Gue juga ga meduliin perkataan dosen penguji gue ntu. Tanpa pikir panjang, pintu gue tubruk gitu aja. Untung gue ga jatuh. Gue langsung nuju kamar kecil.
“Huuuuh legaaaaa. Enak banget rasanya.” gumam gue.
Dan, jiaaah! Saking nikmatnya, gue ga nyadar kalo air hangat yang bikin gue kemari mengenai sepatu ama kaos kaki gue.
….

Begitulah salah satu tingkah Jau. Dia anak muda yang gokil, nyebelin, aneh, tapi menyimpan kegalauan dan memiliki kelebihan tersendiri. Sebagian temannya menganggap Jau sebagai cowok manja dan cemen. Sementara kekasih batinnya menganggap Jau lelaki sejati penuh tanggung jawab. Ikuti kisah perjalanannya mulai awal menjadi mahasiswa hingga sarjana.

Jumat, 18 Mei 2012

Kudekap Hatinya di Bawah Langit Seoul


Judul: Kudekap Hatinya di Bawah Langit Seoul (Novel)
Penulis: Mahmud Jauhari Ali
Penerbit: Araska, Yogyakarta

Harga: @Rp 25 ribu

Buku bisa Anda dapatkan di semua TB Gramedia, TB Gunung Agung, dan TB Toga Mas di seluruh Indonesia. Anda juga bisa memesannya langsung lewat sms ke nomor 087815594940

Sinopsis Novel Kudekap Hatinya di Bawah Langit Seoul
Kang Geun Woo tiba-tiba mendapat kabar dari pak Rimpai. Warta dari Ayah angkatnya itu menggerakkan jiwa lelaki Korea itu berusaha keras mendapatkan kembali sebuah kalung. Ya, tepatnya kalung warisan salah satu keluarga dari suku Dayak Benuaq di Kalimantan Timur.
Usaha pencariannya itu membuatnya seperti petualang. Dari Samarinda dia ke Jakarta untuk mengadakan pencarian di sana. Lalu ke Hongkong dengan visi yang sama. Baginya, inilah kesempatan membalas budi baik. Dalam pikirannya, andai saja ayah angkatnya itu tak menyelematkannya di Sungai Mahakam dulu, dirinya sudah tiada di dunia ini.
Tak disangka, di Hongkong dia bertemu seorang muslimah cantik dari Ningxia—Ma Xun Quan—yang sedang bertamasya di kota itu. Awalnya Quan menyangkanya sebagai penjambret tas. Persangkaan itu membuatnya berurusan dengan pihak kepolisian Hongkong. Namun, akhirnya mereka berteman. Quan membantunya mendapatkan kalung itu. Dengan bantuan gadis itu, Geun Woo mendapatkan informasi bahwa pemakai kalung itu berangkat ke Seoul. Quan yang memang bekerja di Ibukota Korea Selatan itu memutuskan ikut dengannya.
Mereka berdua pun menginjakkan kaki di Seoul. Seiring perjalanan waktu, mereka saling suka, cinta, dan sayang. Sementara di sisi lain, Geun Woo harus berurusan hukum dengan Kim Ga Won—mantan kekasihnya—yang sangat cantik itu. Bagaimanakah kisah selanjutnya? Akankah cinta Kang Geun Woo bersatu dengan Ma Xun Quan? Ataukah lelaki Korea itu malah kembali ke pelukan Kim Ga Won seperti dulu?
Dengan membaca novel ini, Anda akan dibawa masuk ke jalinan cerita cinta yang menggetarkan jiwa dipadukan dengan religiusitas yang menggoda. Selamat Membaca!
________________*________________

Jumat, 30 Maret 2012

Cinta di Tepi Geumho


Judul : Cinta di Tepi Geumho
Kisah Cinta Gadis Korea dan Lelaki Dayak Pecinta Taekwondo

Penulis : Mahmud Jauhari Ali

Ukuran : 13.5 x 20.5, 143 halaman
Harga: @Rp 23.000,00

Buku bisa Anda dapatkan di semua TB Gramedia, TB Gunung Agung, dan TB Toga Mas di seluruh Indonesia. Anda juga bisa memesannya langsung lewat sms ke nomor 087815594940.
(Sebuah Novel Cinta Mengharukan)

“Kini aku di tepi Sungai Geumho… Jantungku berdebar. Kian lama kian kuat. Seisi jiwaku didekap rasa gugup. Ya, kegugupan yang sebelumnya tak pernah kurasakan sebesar ini. Inikah yang disebut cobaan di detik-detik pernikahan itu, tanyaku dalam hati.”

Sinopsis Cinta di Tepi Geumho
Son Chae Hyang sedang menanti liburan bersama teman-teman kerjanya ke Hongkong. Tapi, sebuah tugas penelitian harus diterima dan ditunaikannya dengan segera. Tak pernah terbetik olehnya akan mengadakan penelitian di Kalimantan Selatan. Sebuah tempat yang jauh dan terkenal dengan manusia Dayaknya yang primitif dan berorama mistis. Namun apa boleh buat, dia harus ke tempat yang jauh itu untuk menunaikan tugasnya sebagai peneliti muda dari Seoul.
...........Tak disangka, di Kalimantan Selatan dia bertemu seorang pemuda mantan atlet taekwondo yang tampan, terpelajar, dan baik hati. Jun So nama panggilan pemuda itu. Keduanya saling suka. Mulailah lahir benih-benih cinta dalam hati mereka. Dan sayang, kemudian keduanya terpisah oleh jarak yang jauh tanpa bisa berkomunikasi.
...........Akankah keduanya bertemu kembali dan menjalin kisah asmara mereka? Dengan membaca novel ini, Anda akan menemukan jawabannya.

Endorsemen
Mahmud Jauhari Ali merupakan novelis subur dengan kreativitas yang membuat kita terperenyak kagum. Tema cinta dalam novel ini memperlihatkan bahwa cinta itu abadi. Cinta antarbangsa dalam sejarah sastra Indonesia telah dimulai dari Abdul Muis dengan Salah Asuhan yang merenyuhkan. Sementara novel ini membuat kita senang dan bahagia memuja keabadian cinta.—Korrie Layun Rampan, Pendiri dan Pengelola PDS KLR dan Pengasuh Rumah Sastra Korrie Layun Rampan

Rabu, 01 Juli 2009

_________________________________________________________________
BERANDA :: ALAMAT :: POS-EL :: TELEPON :: BUKU TAMU
__________________________________________

...........................
Lelaki Lebah (Novel).................. Imanku Tertelungkup di Kakinya..........Selia
Penulis: Mahmud Jauhari Ali........(Kumcer).............................................(Antologi Puisi)
Tebal: iv + 308 halaman..............Penulis:Mahmud Jauhari Ali.................Penulis:Mahmud Jauhari Ali
Harga: @Rp 40 ribu.....................Tebal: 111 halaman.............................Tebal: v + 76 halaman
....................................................Harga: @Rp 20 ribu......................Harga: @Rp 20 ribu

..............

Kupu-Kupu Kuning..........................Lingkar Kata
(Antologi Puisi)...............................(Kumpulan Artikel)

Penulis:Mahmud Jauhari Ali............Penulis:Mahmud Jauhari Ali
Tebal: iv + 72 halaman....................Tebal: iv + 132 halaman

Harga: @Rp 20 ribu
...................Harga: @Rp 25 ribu

ARTIKEL 17 MAHMUD JAUHARI ALI
Bastari di TVRI Kalsel
Perlu Pembaruan
(Kritik Membangun terhadap Salah Satu Kinerja Balai Bahasa Kalsel)

Mahmud Jauhari Ali
Radar Banjarmasin

Selama tahun 2008 yang lalu dan beberapa bulan pada tahun 2009 ini sebagian dari kita telah mendapatkan suguhan Siaran Bahasa dan Sastra Indonesia (SBSID) di TVRI Kalimantan Selatan. SBSID sekarang diberi nama Bastari (Bincang Bahasa dan Sastra Terkini, Aktual, dan Rinci) oleh pihak Balai Bahasa Kalimantan Selatan sebagai penyelenggaranya. Nama itu dibuat oleh salah seorang sastrawan Kalimantan Selatan. Sudah lebih dari satu tahun siaran ini disuguhkan kepada masyarakat di provinsi ini. Adakah pengetahuan yang dapat kita petik dari siaran itu? Silakan Anda jawab dengan hari nurani, bukan dari sebuah kefanatikan semata terhadap instansi yang bersangkutan.
Memperkenalkan Hal-Hal Intern ke Dunia Luar
=====Sebagai bagian dari masyarakat Kalimantan Selatan yang otonom, dengan tulisan ini, saya mencoba memaparkan hasil pemikiran saya yang sangat sederhana seputar Bastari tersebut. Semoga dengan tulisan ini tidak ada pihak yang marah karena merasa disudutkan atau dijelek-jelekkan oleh saya. Semoga pula tulisan ini dapat menjadi bahan kontemplasi batin bagi kita semua untuk menuju masyarakat madani di provinsi ini.
Setelah mempelajari siaran yang telah disuguhkan kepada masyarakat itu. Saya lebih menangkap adanya unsur memperkenalkan Balai Bahasa Kalimantan Selatan kepada masyarakat luas, baik hal ikhwal maupun kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan instansi pemerintah yang satu ini. Bahkan, unsur itulah yang mendominasi setiap siaran yang disuguhkan. Mulai dari membicarakan kebijakan Balai Bahasa Kalimantan Selatan atau Balai Bahasa Banjarmasin, Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), pemetaan dan kekerabatan bahasa daerah di Kalsel (penelitian), perkamusan, hingga sampai pada kegiatan penyuluhan bahasa dan bengkel sastra.
Intinya, pihak Balai Bahasa Kalimantan Selatan dengan siaran itu memperkenalkan semua elemen yang ada, yakni, mulai dari bidang birokrasi, bidang pembinaan, bidang pengkajian, dan bidang pengembangan. Hal ini jauh berbeda jika kita bandingkan dengan siaran bahasa dan sastra yang diselenggarakan oleh pihak Pusat Bahasa di TVRI Nasional yang kita kenal dengan BINAR (Bahasa Indonesia yang Benar). Dalam BINAR fokus utamanya adalah pencerdasan masyarakat dalam bidang kebahasaan dan kesastran, bukan fokus pada bidang-bidang dalam instansi Pusat Bahasa.
Pembelajaran bagi Masyarakat
Memang tidak dapat kita pungkiri bahwa dengan adanya usaha memperkenalkan bidang-bidang tersebut, kita mengetahui seluk-beluk lembaga penelitian yang bergerak di bidang kebahasaan dan kesastraan itu. Dengan pengetahuan itu pula, kita tidak canggung menjawab jika ada orang yang bertanya tentang apa dan bagaimana kiprah Balai Bahasa Kalimantan Selatan kepada kita.
Meskipun demikian, pernahkah kita berpikir bahwa sebenarnya sebuah siaran kebahasaan dan kesastraan merupakan sarana pembelajaran bagi masyarakat tentang seluk-beluk bahasa dan sastra, dan bukan seluk-beluk sebuah instansi pemerintah? Tulisan ini bukan bermaksud menyudutkan pihak penyelenggaranya, melainkan sebuah tulisan yang penulis maksudkan agar ke depannya kelak siaran tersebut menjadi lebih baik lagi bagi masyarakat Kalimantan Selatan. Kita semua berharap di bulan-bulan berikutnya pada tahun 2009 dan tahun-tahun berikutnya siaran bahasa dan sastra masih tetap diselenggarakan oleh Balai Bahasa Kalimantan Selatan dengan lebih baik lagi daripada tahun 2008 dan beberapa bulan pada tahun ini. Semoga kita mendapatkan izin-Nya untuk mencapai kemajuan itu.
Fenomena dalam Dunia Sastra dan Bahasa di Kalsel
Hal tersebut di atas perlu diwujudkan pihak Balai Bahasa Kalimantan Selatan karena sampai sekarang masih banyak masyarakat Kalimantan Selatan yang kurang mengenal sastra daerah dan juga sastra mutakhir. Bahkan, ada yang ”tidak” mengenal mamanda misalnya, yang merupakan salah satu sastra daerah Kalimantan Selatan. Di sekolah-sekolah juga jarang sekali disinggung seputar sastrawan Kalimantan Selatan. Padahal para sastrawan inilah yang berperan penting dalam kehidupan sastra di provinsi bagian selatan pulau ini. Para siswa pun akhirnya tidak mengenal sastrawan-sastrawan tersebut. Bukankah hal-hal di atas merupakan fenomena yang sangat memprihatikan di provinsi ini? Seharusnya Bastari juga mengupas dan memberikan solusi atas problematika dalam dunia sastra di Kalimantan Selatan tersebut, bukannya membicarakan tentang seluk-beluk setiap bidang yang ada di Balai Bahasa (Provinsi) Kalimantan Selatan.
Berkaitan dengan bahasa, hingga saat ini di masyarakat kita penggunaan bahasa Indonesia misalnya, belum seperti yang kita cita-citakan. Sebagai contoh umum, masih banyak iklan-iklan berbahasa Inggris dan bahasa gaul bertebaran di hadapan khalayak ramai. Begitu pula dengan penggunaan kata contreng dalam pemilu tahun ini. Seharusnya kata centang yang dipakai dan bukan kata contreng.
Pembaruan dalam Bastari
Berdasakan fenomena yang ada, Bastari masih sangat perlu dilaksanakan. Akan tetapi, sangat perlu adanya pembaruan dalam siaran tersebut sehingga kita sebagai masyarakat akan lebih mengetahui seluk-beluk kesastraan dan kebahasaan. Pengetahuan ini sangat perlu guna memungkinkan lebih banyak lagi masyarakat Kalsel dapat bersastra dengan kualitas yang tinggi dan tentunya tidak kalah dengan masyarakat dari provinsi lainnya di Indonesia. Hal yang tidak kalah pentingnya, dengan pengetahuan itu, memungkinkan masyarakat Kalsel dapat menggunakan bahasa Indonesia dan daerah secara baik dan benar.
Adapun pembaruan dalam Bastari itu menurut hemat saya seperti berikut ini.
Berkenaan dengan sastra, siaran itu seharusnya diarahkan pada hal-hal yang menunjang bagi masyarakat dalam bersastra, mulai dari apresiasi terhadap karya sastra hingga berkaitan dengan pembuatan karya sastra. Misalnya saja, masyarakat diberikan pengetahuan tentang bahasa sastra yang memiliki efek yang berbeda dengan efek yang ditimbulkan dari bahasa ilmiah, cara memaknai kata-kata pada karya sastra, pemilihan kata pada puisi, penentuan tema yang dalam pada prosa fiksi, dan juga seputar naskah dan pementasan teater, serta penulisan esai. Selain semua itu, masyarakat Kalimantan Selatan juga harus dilatih untuk menulis karya sastra dalam acara bernama Bastari itu. Tujuan hal terakhir tadi agar Balai Bahasa Kalimantan Selatan dalam Bastari tidak hanya membudayakan lisan, seperti bertanya dan berkomentar secara lisan via telepon
Kemudian dalam Bastari tersebut masyarakat Kalimantan Selatan harus diberikan pula pengetahuan sejarah sastra di Kalimantan Selatan, jejak langkah para sastrawan Kalsel dalam memajukan provinsi ini dan bangsa Indonesia di bidang sastra, seputar sastra daerah, perkembangan sastra Kalsel mutakhir, manfaat bersastra, dan lain-lain.
Ringkasnya, di bidang sastra masyarakat Kalimantan Selatan lebih memerlukan pengetahuan tentang puisi, prosa fiksi, teater, dan perkembangannya daripada seluk-beluk setiap bidang seperti paparan saya di atas. Untuk itu, dalam Bastari perlu menghadirkan sejumlah sastrawan andal sebagai narasumber. Jika di bidang bahasa dalam Bastari ada guru besar bahasa yang andal seperti Darmansyah, di bidang sastra pun harus ada sastrawan yang andal, seperti Arsyad Indradi dan Micky Hidayat di bidang puisi, Sandi Firly dan Jamal T. Suryanata di bidang Cerpen, Adjim Ariadi di bidang teater, dan di bidang esai seperti Tajuddin Noor Ganie dan Sainul Hermawan.
Di bidang bahasa, siaran tersebut seharusnya lebih diarahkan pada penggunaan bahasa Indonesia dan daerah secara baik dan benar, juga informasi-informasi seputar perkembangan bahasa Indonesia dan daerah. Misalnya, masyarakat diajarkan tentang pengunaan kata-kata baku secara praktis, pemilihan kata-kata yang tepat, pola tata kalimat-kalimat yang benar, penggunaan tanda baca, dan juga masyarakat diberi penjelasan tentang manfaat berbahasa secara baik dan benar. Dengan demikian, dapat kita harapkan masyarakat Kalimantan Selatan tidak salah lagi dalam hal berbahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa daerah yang saat ini mulai mengalami krisis kosakata.
Di samping itu, dalam bidang bahasa, Bastari juga difokuskan pada dunia tulis-menulis sebagai bagian dari aktivitas berbahasa. Maksudnya, masyarakat Kalsel harus dilatih untuk mampu menulis di media massa dengan berbahasa Indonesia secara baik dan benar dalam Bastari tersebut. Misalnya saja, artikel dalam opini di surat kabar. Hal seperti ini lebih bermanfaat ’kan?
Dengan adanya hal-hal yang menunjang di bidang bahasa dan sastra tersebut, masyarakat Kalimantan Selatan diharapkan dapat lebih memahami, menghargai, menghasilkan, mencintai, dan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sastra dan bahasa.
Kita harus sadar bahwa selama ini kepedulian masyarakat umum terhadap sastra dan bahasa di Kalimantan Selatan masih tergolong rendah. Hanya para linguis, pembina bahasa, sastrawan, pemerhati dan pengamat sastra, dan orang-orang sejenis yang peduli terhadap hidup matinya bahasa dan sastra di Kalimantan Selatan. Kita sangat berharap Bastari dapat menjadi salah satu sarana yang baik untuk menumbuhkembangkan kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap bahasa dan sastra di provinsi yang kita cintai ini.
Dengan demikian dan dengan izin-Nya bidang sastra dan bahasa akan lebih mendapat tempat yang layak dalam masyarakat dan pemerintah di bumi Kalimantan Selatan.
Bagian Akhir
Mengakhiri tulisan yang singkat ini, penulis benar-benar mengharapkan Balai Bahasa Kalimantan Selatan dapat menunaikan tugas pokok dan fungsi mereka dalam menjalankan misi untuk mewujudkan kehidupan yang cerdas dan kompetitif dalam bidang kesastraan dan kebahasaan di Provinsi Kalimantan Selatan. Kita semua berharap Bastari dapat menjadi salah satu sarana yang baik dalam mewujudkan kehidupan yang kita cita-citakan tersebut di atas. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita dan tidak menimbulkan prasangka negatif dari pihak mana pun sehingga penulis tidak dikatai melemparkan isu negatif atau menjelek-jelekkan pihak tertentu ke tengah masyarakat pembaca. Bagaimana menurut Anda?

Senin, 20 April 2009

Artikel Kebahasaan

_________________________________________________________________
BERANDA :: ALAMAT :: POS-EL :: TELEPON :: BUKU TAMU
________________________________________________
ARTIKEL 16 MAHMUD JAUHARI ALI


Pemertahanan Budaya Lokal Banjar

Mahmud Jauhari Ali
Sinar Kalimantan

=====Bahasa Banjar merupakan salah satu bahasa dari 746 bahasa daerah di Indonesia. Bahasa Banjar hidup dan berkembang di dalam masyarakat etnis Banjar di Provinsi Kalimantan Selatan dan provinsi-provinsi lain. Orang-orang etnis Banjar tidak hanya hidup di Provinsi Kalimantan Selatan, tetapi sebagian juga berdomisili di provinsi-provinsi lain. Provinsi-provinsi lain itu, seperti Provinsi Kalimantan Tengah, Timur, dan Provinsi Kalimantan Barat, serta sampai di luar pulau Kalimantan, yaknii pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, dan pulau Sumatera. Bahkan, orang-orang dari etnis ini banyak berada di negara Malaysia. Persebaran orang-orang etnis Banjar ini menyebabkan persebaran bahasa Banjar itu sendiri ke luar dari Provinsi Kalimantan Selatan sebagai tempat asal bahasa Banjar. Karena persebaran itu juga, tidak jarang orang-orang yang bukan etnis banjar menguasai bahasa Banjar. Sebut saja sebagian besar orang dari etnis Dayak (baca: suku di pedalaman Kalimantan) di Kalimantan Tengah menguasai bahasa Banjar.
=====Bahasa Banjar, sebagaimana bahasa pada umumnya merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer dan berdasarkan konvensi, dipakai sebagai alat komunikasi di kalangan masyarakat etnis Banjar. Dengan kata lain, bahasa Banjar memiliki ciri-ciri kesemestaan yang universal. Bahasa Banjar memiliki aturan atau sistem dalam setiap tataran linguistik ( baca: ilmu Bahasa, bisa juga diartikan ‘bahasa’). Contoh bersistem dapat kita lihat dalam tataran sintaksis linguistik ini, Ali handak manukar rumah hanyar yang maknanya ‘Ali ingin membeli rumah baru’ tidak diujarkan Handak rumah manukar Ali. Selain beraturan seperti itu, bahasa Banjar merupakan lambang bunyi yang arbitrer dan konvensional, seperti kata ading ( adik dalam bahasa Indonesia) melambangkan konsep ‘orang yang lebih muda’. Kata ading tersebut diciptakan secara mana suka atau arbitrer dan disepakati oleh semua masyarakat etnis Banjar.
=====Berdasarkan ciri-ciri itu, bahasa Banjar melambangkan semua konsep dalam kompleksitas kehidupan masyarakat etnis Banjar. Masyarakat etnis Banjar adalah masyarakat yang berbudaya. Konsep budaya yang ada dalam kehidupan masyarakat etnis Banjar di lambangkan melalui bahasa Banjar. Bahkan dari zaman dahulu budaya Banjar diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang masyarakat etnis Banjar melalui bahasa Banjar kepada generasi penerus hingga sekarang. Sistem sapaan dalam budaya masyarakat Banjar misalnya, dilambangkan dengan bahasa Banjar.

Budaya dan Bahasa Banjar
=====Budaya selalu dikaitkan dengan manusia. Manusia dan budaya saling menunjang satu sama lain. Manusia membutuhkan budaya, tanpa budaya manusia tidak akan dinamakan manusia. Begitu pula dengan budaya, tanpa manusia sebagai pendukungnya, budaya tidak akan ada di dunia ini. Secara mudah budaya dapat dibatasi sebagai kebiasaan yang lahir dari akal budi manusia. Dalam melahirkan budaya, akal manusia berpikir dengan menggunakan bahasa yang dikuasainya. Bahasa dalam hal ini berperan penting untuk menciptakan budaya. Bahkan dalam kenyataannya budaya yang telah ada diwariskan secara turun temurun melalui bahasa oleh nenek moyang kita. Misalnya, ketika anak berdiri di depan pintu dan hal itu diketahui oleh orang tuanya, orang tua akan mengatakan dengan bahasa Banjar bahwa yang dilakukan anaknya salah.
Bahkan, bahasa menjadi wadah dari budaya. Maksudnya, nama-nama dari hasil akal budi manusia itu dilambangkan dengan bahasa. Sebagai contoh, kata sapaan yang biasa dipakai untuk menyapa orang tua laki-laki dilambangkan dengan kata abah dalam bahasa Banjar.
Budaya Banjar, dihasilkan dari akal budi nenek moyang orang Banjar. Bahasa Banjar sangat berperan penting dalam proses penciptaan dan pewarisan budaya Banjar hingga saat ini. Bahasa Banjar itu sendiri menjadi wadah atas konsep budaya lokal etnis Banjar. Konsep-konsep dari sistem sapaan, mata pencaharian, kesenian (sastra, nyanyian, alat musik, tari-tarian, dan ukiran), bagunan adat, senjata, dan pakaian etnis Banjar, dilambangkan dengan bahasa Banjar. Contoh, konsep ‘orang tua kandung perempuan’ dilambangkan dengan kata mama, konsep ‘menangkap ikan dengan kail’ dilambangkan dengan kata maunjun, dan konsep ‘bilah besi panjang untuk berperang’ dilambangkan dengan kata mandau. Kata-kata seperti mama, maunjun, dan mandau adalah kata-kata bahasa Banjar yang menjadi wadah budaya etnis Banjar.

Pengaruh Luar
=====Dewasa ini sangat banyak pengaruh luar yang memengaruhi penggunaan bahasa Banjar. Televisi merupakan media utama masuknya pengaruh luar tersebut. Begitu banyak tayangan sinetron di televisi swasta yang menonjolkan bahasa Indonesia dialek Betawi atau yang sering disebut dengan bahasa Indonesia gaul atau bahasa prokem dan beberapa kata bahasa Inggris. Penggunaan bahasa prokem ini seringkali ditiru oleh anak-anak muda etnis Banjar. Sebagian mereka merasa tidak gaul jika tidak menggunakan bahasa prokem atau beberapa kata bahasa Inggris. Bahasa Banjar bagi sebagian mereka sudah kuno. Bahkan ada yang berangggapan bahasa Banjar bersifat tradisional. Predikat tradisional ini yang menyebabkan sebagian mereka merasa minder atau tidak percaya diri menggunakan bahasa Banjar. Iklan-iklan juga berperan dalam memengaruhi anak-anak muda etnis Banjar dalam penggunaan bahasa Banjar. Banyak iklan yang menggunakan bahasa Indonesia gaul dan beberapa kata bahasa Inggris. Bahasa iklan biasanya ditiru oleh sebagian mereka.
=====Selain itu, pengaruh luar juga didapatkan sebagian anak-anak muda etnis Banjar yang menuntut ilmu di pulau Jawa atau pulau lainnya di luar pulau Kalimantan. Sebagian mereka lebih suka menggunakan bahasa Indonesia gaul sebagai bukti bahwa mereka punya pengalaman hidup di luar pulau Kalimantan atau beberapa kata bahasa Inggris sebagai bukti mereka terpelajar.

Generasi Penerus
=====Dengan mengamati perkembangan pemakaian bahasa Banjar dewasa ini kita dapat mengatakan perlu adanya pembinaan dan pengembangan bahasa Banjar bagi generasi penerus etnis Banjar. Artinya, sebagian generasi penerus bahasa Banjar dewasa ini kurang memiliki sikap positif terhadap penggunaan bahasa Banjar. Di Sekolah wajib ditingkatkan pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa banjar sebagai salah satu usaha agar bahasa Banjar tetap eksis dalam rangka pemertahanan budaya etnis Banjar.
=====Generasi penerus harus dibekali pengetahuan tentang pentingnya bahasa Banjar sebagai salah satu pemertahanan budaya lokal etnis Banjar di masa kini dan masa mendatang. Anak-anak jangan terlalu dibiasakan menggunakan kata-kata di luar bahasa Banjar, seperti penggunaan kata sapaan papa, ohm, dan tante, kecuali sebab keterpaksaan keadaan. Kita ambil saja sampel kecil dalam penggunaan kata sapaan di atas, kata papa, ohm, dan tante bukanlah kata-kata dalam bahasa Banjar. Seharusnya kata papa tidak dipakai, kata abah yang dipakai; kata ohm seharusnya tidak dipakai, kata amang yang dipakai; dan kata tante juga tidak dipakai, kata acil yang seharusnya dipakai.
=====Sebagai orang etnis Banjar, memelihara budaya lokal etnis Banjar merupakan tanggung jawab yang tidak dapat kita elakkan. Melalui tulisan ini penulis mengajak pembaca, siapa pun dan di mana pun untuk menghargai, mencintai, dan melestarikan budaya etnis Banjar, walaupun dengan cara mudah, yakni cukup konsisten menggunakan bahasa Banjar sesuai konteks yang tepat.
=====Eksistensi bahasa Banjar dapat mempertahankan budaya etnis Banjar. Selama ada bahasa Banjar, budaya Banjar pun akan tetap ada. Bahasa Banjar akan tetap ada jika ada kita yang menggunakannnya dalam kompleksitas kehidupan kita sehari-hari dengan memperhatikan situasi dan kondisi kebahasaan

0 komentar:

Post a Comment