The Sajik Indoors Gymnasium,
Busan, tampak riuh ramai dengan adanya konser SUJU. Tapi tiba-tiba saja
keadaan berbalik 180 derajad. Penembakan misterius terjadi di sana.
Kangin dan Leeteuk menjadi korban penembakan tersebut. Tak lama setelah
itu, Leeteuk dan anggota SUJU mendapatkan berita lain yang tak kalah
menyedihkan. Website SUJU diretas begitu saja. Devisi Cyber Crime dari kepolisan Seoul pun turun tangan. Pelacakan demi pelacakan dilakukan mereka.
Meski demikian, Leeteuk dengan keahliannya di dunia IT-nya yang mumpuni mencoba
menemukan pelaku di balik peretasan itu. Awalnya dia mencurigai Kim
Hyun Suk yang berstatus doktor di bidang telekomunkasi sebagai
pelakunya. Kecurigaannya didasari atas cinta pria itu kepada Yoona SNSD
yang bertepuk sebelah tangan lantaran gadis ini sebenarnya mencintai
Leeteuk. Karena hal inilah Pemimpin SUJU tersebut berpikir, doktor
telekomunikasi itu melampiaskannya dengan meretas website boy band yang dipimpinnya.
Sementara
itu cinta Yoona juga bertepuk sebelah tangan karena Leeteuk masih
mencintai Koo Hye Sun yang juga artis papan atas Korea Selatan ini.
Seiring perjalanan waktu, peretasan terhadap website SUJU pun terulang
hingga tiga kali. Leeteuk mulai curiga bahwa peretasan tersebut hanyalah
pengalihan kasus atas peretasan yang lebih besar, yakni peretasan
terhadap instansi-instansi pemerintah. Atas saran Koo Hye Sun, Leeteuk
pun menerobos masuk jejaring milik webmaster SUJU dan memperkuat
pertahanan di sana tanpa sepengetahuan SM Entertainment. Di sisi lain,
seorang polisi wanita yang cantik bernama Yeon Jin, yang sudah lama
mengetahui sepak terjang Leeteuk, mengajak Pemimpin SUJU itu bekerja
sama menangkap pelaku peretasan bank dan lainnya yang dicurgai pelakunya
adalah Kim Hyun Suk dan Kang Min Ji.
Dan,
terjadilah perang dahsyat antara Leeteuk bersama Hye Sun dan Yeon Jin
melawan Kang Min Ji bersama komplotannya. Leeteuk dengan
jejaring-jejaring zombie-nya melakukan serangan distributed denial of service ke
komputer master lawan. Perang pun bertambah dahsyat. Nah! Bagaimanakah
cerita selanjutnya? Apakah Leeteuk dan kawan-kawannya berhasil membantu
negara mereka dari serangan peretas jahat? Lalu bagaimanakah kisah cinta
Kim Hyun Suk, Yoona, Leeteuk, Koo Hye Sun, dan Yeon Jin? Dengan membaca
novel fanfic ini, Anda bukan hanya akan menemukan jawabannya, tetapi
juga akan masuk ke dunia peretasan yang sangat menarik.
Selamat membaca!
Rabu, 10 Oktober 2012
Sebait Cinta di Bawah Langit Kairo
Judul: Sebait Cinta di Bawah Langit Kairo (Novel)
Penulis: Mahmud Jauhari Ali
Tebal: 214 hlm
Tahun Terbit: September, 2012
Penerbit: Araska, Yogyakarta
Harga: @Rp 30 rb Novel ini tersedia di toko buku Gramedia, Toga Mas, dan Gunung Agung seluruh Indonesia.
Sinopsis:
Ivan Mustova—alumnus
Universitet Imeni M.V. Lomonosova, Rusia—mendapatkan tugas menjadi
tenaga ahli di cabang LUKOIL Mesir. Hatinya agak ragu. Tapi apa boleh
buat. Tugas tetaplah keharusan yang wajib dipertanggungjawabkan. Dan di
Bandara Domodedovo dia bertemu seorang wanita. Terlihat anggun sekali.
Untuk pertama kalinya jiwa lelaki berdarah Rusia dan Mesir itu bergetar
oleh seorang lawan jenisnya. Seperti ada magnet yang menariknya kuat
pada wanita itu. Sementara di Kairo sana, Angelina Tresilla—seorang
wanita muda pemeluk Kristen Katolik Ortodoks yang taat—menunggu cintanya
dengan sabar.
Meskipun seorang muslim,
sejak sepuluh tahun lalu Ivan lebih tertarik pada agama Kristen.
Menurutnya, terdapat kejanggalan-kejanggalan dalam Islam. Selama di
Kairo dia sering mendapatkan dukungan kuat dari Abbas Williams—pendeta
di Gereja Ortodoks Koptik—dan juga Angelina untuk meluruskan
keinginannya itu. Bahkan, dia sering berdebat dengan wanita berjilbab
yang ditemuinya di bandara Domodedovo tempo hari tentang beberapa hal
dalam Islam. Namun, di balik perdebatan itu ada rasa saling suka, cinta,
dan juga sayang antarkeduanya.
Bagaimanakah kisah cinta
mereka? Akankah Ivan hidup bersanding bersama Angelina? Ataukah malah
akan menjadi rumah jiwa yang hangat bagi wanita berjilbab itu? Dengan
membaca novel ini, Anda akan mendapatkan jawabannya ….
Selamat membaca ...!
Selamat membaca ...!
Jumat, 17 Agustus 2012
Galaupolitan

Judul: Galaupolitan (Kisah Sesat Mahasiswa Galau)
Penulis: Mahmud Jauhari Ali
Harga umum: @Rp 24.900,00
Buku ini tersedia di toko buku Gramedia, Toga Mas, dan Gunung Agung seluruh Indonesia. Bisa juga dipesan langsung via sms ke nomor 087815594940
Apa kata mereka tentang buku ini?
“It’s really good joke! Baru kali ini gue ketemu buku kocak yang bikin gue ngakak. Manstabs… Tob…markotob…! Gue sampe terkencing-kencing, wakkkk…!”
—Nia Putri
“Mahmud, nama elo emang terdengar religius, tapi cerita-cerita galau yang elo bikin bener-bener gokil abis! Hahaha…!! Gue salut dah sama perjuangan elo nulis buku ini. Bikin perut gue mules-mules.. Hahaha.”
—Teguh Winarsho AS
“Buku ini mengungkap sisi kehidupan seorang mahasiswa gokil, tapi mampu mengeluarkan segala potensi di bidang yang disukainya, yakni sastra.”
—Arsyad Indradi, Penyair Gila Indonesia
“Membaca buku ini membuat hati menjadi riang.
Ini ialah bacaan pelepas lelah dan jenuh.”
—Tajuddin Noor Ganie, Penulis yang
gemar ngeblog dan baca cerita galau plus unik
___________________________________________
...
Gue hampir ga bisa nahan lagi. Rasanya nyaris keluar. Udah di ujung. Kepala gue jadi pusing keliengan. Padahal seorang dosen penguji lagi serius nanyain gue.
“…silakan Saudara Muhammad Jauzaki memberikan jawabnya.”
“Aduuuuuh!” spontan gue teriak, “Gue ga tahan lagiiii,” ucap gue dalam hati, “Eeeh. Saya permisi, Pak. Mau pipis,” ucap gue berani.
Gue langsung lari nuju luar ruang sidang. Semua mata tertuju ke gue. Tapi gue ga peduli.
“Saudara Jau! Saudara Jau!” Dosen penguji gue bereaksi.
Gue juga ga meduliin perkataan dosen penguji gue ntu. Tanpa pikir panjang, pintu gue tubruk gitu aja. Untung gue ga jatuh. Gue langsung nuju kamar kecil.
“Huuuuh legaaaaa. Enak banget rasanya.” gumam gue.
Dan, jiaaah! Saking nikmatnya, gue ga nyadar kalo air hangat yang bikin gue kemari mengenai sepatu ama kaos kaki gue.
….
Begitulah salah satu tingkah Jau. Dia anak muda yang gokil, nyebelin, aneh, tapi menyimpan kegalauan dan memiliki kelebihan tersendiri. Sebagian temannya menganggap Jau sebagai cowok manja dan cemen. Sementara kekasih batinnya menganggap Jau lelaki sejati penuh tanggung jawab. Ikuti kisah perjalanannya mulai awal menjadi mahasiswa hingga sarjana.
Jumat, 18 Mei 2012
Kudekap Hatinya di Bawah Langit Seoul

Judul: Kudekap Hatinya di Bawah Langit Seoul (Novel)
Penulis: Mahmud Jauhari Ali
Penerbit: Araska, YogyakartaHarga: @Rp 25 ribu
Buku
bisa Anda dapatkan di semua TB Gramedia, TB Gunung Agung, dan TB Toga
Mas di seluruh Indonesia. Anda juga bisa memesannya langsung lewat sms
ke nomor 087815594940
Sinopsis Novel Kudekap Hatinya di Bawah Langit Seoul
Kang
Geun Woo tiba-tiba mendapat kabar dari pak Rimpai. Warta dari Ayah
angkatnya itu menggerakkan jiwa lelaki Korea itu berusaha keras
mendapatkan kembali sebuah kalung. Ya, tepatnya kalung warisan salah
satu keluarga dari suku Dayak Benuaq di Kalimantan Timur.
Usaha
pencariannya itu membuatnya seperti petualang. Dari Samarinda dia ke
Jakarta untuk mengadakan pencarian di sana. Lalu ke Hongkong dengan
visi yang sama. Baginya, inilah kesempatan membalas budi baik. Dalam
pikirannya, andai saja ayah angkatnya itu tak menyelematkannya di
Sungai Mahakam dulu, dirinya sudah tiada di dunia ini.
Tak
disangka, di Hongkong dia bertemu seorang muslimah cantik dari
Ningxia—Ma Xun Quan—yang sedang bertamasya di kota itu. Awalnya Quan
menyangkanya sebagai penjambret tas. Persangkaan itu membuatnya
berurusan dengan pihak kepolisian Hongkong. Namun, akhirnya mereka
berteman. Quan membantunya mendapatkan kalung itu. Dengan bantuan gadis
itu, Geun Woo mendapatkan informasi bahwa pemakai kalung itu
berangkat ke Seoul. Quan yang memang bekerja di Ibukota Korea Selatan
itu memutuskan ikut dengannya.
Mereka
berdua pun menginjakkan kaki di Seoul. Seiring perjalanan waktu,
mereka saling suka, cinta, dan sayang. Sementara di sisi lain, Geun Woo
harus berurusan hukum dengan Kim Ga Won—mantan kekasihnya—yang
sangat cantik itu. Bagaimanakah kisah selanjutnya? Akankah cinta Kang
Geun Woo bersatu dengan Ma Xun Quan? Ataukah lelaki Korea itu malah
kembali ke pelukan Kim Ga Won seperti dulu?
Dengan
membaca novel ini, Anda akan dibawa masuk ke jalinan cerita cinta
yang menggetarkan jiwa dipadukan dengan religiusitas yang menggoda.
Selamat Membaca!
________________*________________
Jumat, 30 Maret 2012
Cinta di Tepi Geumho

Judul : Cinta di Tepi Geumho
Kisah Cinta Gadis Korea dan Lelaki Dayak Pecinta Taekwondo
Penulis : Mahmud Jauhari Ali
Ukuran : 13.5 x 20.5, 143 halaman
Harga: @Rp 23.000,00
Buku bisa Anda dapatkan di semua TB Gramedia, TB Gunung Agung, dan TB Toga Mas di seluruh Indonesia. Anda juga bisa memesannya langsung lewat sms ke nomor 087815594940.
(Sebuah Novel Cinta Mengharukan)
“Kini
aku di tepi Sungai Geumho… Jantungku berdebar. Kian lama kian kuat.
Seisi jiwaku didekap rasa gugup. Ya, kegugupan yang sebelumnya tak
pernah kurasakan sebesar ini. Inikah yang disebut cobaan di detik-detik
pernikahan itu, tanyaku dalam hati.”
Sinopsis Cinta di Tepi Geumho
Son
Chae Hyang sedang menanti liburan bersama teman-teman kerjanya ke
Hongkong. Tapi, sebuah tugas penelitian harus diterima dan ditunaikannya
dengan segera. Tak pernah terbetik olehnya akan mengadakan penelitian
di Kalimantan Selatan. Sebuah tempat yang jauh dan terkenal dengan
manusia Dayaknya yang primitif dan berorama mistis. Namun apa boleh
buat, dia harus ke tempat yang jauh itu untuk menunaikan tugasnya
sebagai peneliti muda dari Seoul.
...........Tak
disangka, di Kalimantan Selatan dia bertemu seorang pemuda mantan
atlet taekwondo yang tampan, terpelajar, dan baik hati. Jun So nama
panggilan pemuda itu. Keduanya saling suka. Mulailah lahir benih-benih
cinta dalam hati mereka. Dan sayang, kemudian keduanya terpisah oleh
jarak yang jauh tanpa bisa berkomunikasi.
...........Akankah keduanya bertemu kembali dan menjalin kisah asmara mereka? Dengan membaca novel ini, Anda akan menemukan jawabannya.
Endorsemen
Mahmud
Jauhari Ali merupakan novelis subur dengan kreativitas yang membuat
kita terperenyak kagum. Tema cinta dalam novel ini memperlihatkan bahwa
cinta itu abadi. Cinta antarbangsa dalam sejarah sastra Indonesia
telah dimulai dari Abdul Muis dengan Salah Asuhan yang merenyuhkan. Sementara novel ini membuat kita senang dan bahagia memuja keabadian cinta.—Korrie Layun Rampan, Pendiri dan Pengelola PDS KLR dan Pengasuh Rumah Sastra Korrie Layun Rampan
Rabu, 01 Juli 2009
_________________________________________________________________
BERANDA :: ALAMAT :: POS-EL :: TELEPON :: BUKU TAMU
__________________________________________
.............
..............
Lelaki Lebah (Novel).................. Imanku Tertelungkup di Kakinya..........Selia
Penulis: Mahmud Jauhari Ali........(Kumcer).............................................(Antologi Puisi)
Tebal: iv + 308 halaman..............Penulis:Mahmud Jauhari Ali.................Penulis:Mahmud Jauhari Ali
Harga: @Rp 40 ribu.....................Tebal: 111 halaman.............................Tebal: v + 76 halaman
....................................................Harga: @Rp 20 ribu......................Harga: @Rp 20 ribu
..............
Kupu-Kupu Kuning..........................Lingkar Kata
(Antologi Puisi)...............................(Kumpulan Artikel)
Penulis:Mahmud Jauhari Ali............Penulis:Mahmud Jauhari Ali
Tebal: iv + 72 halaman....................Tebal: iv + 132 halaman
Harga: @Rp 20 ribu...................Harga: @Rp 25 ribu
ARTIKEL 17 MAHMUD JAUHARI ALI__________________________________________



Lelaki Lebah (Novel).................. Imanku Tertelungkup di Kakinya..........Selia
Penulis: Mahmud Jauhari Ali........(Kumcer).............................................(Antologi Puisi)
Tebal: iv + 308 halaman..............Penulis:Mahmud Jauhari Ali.................Penulis:Mahmud Jauhari Ali
Harga: @Rp 40 ribu.....................Tebal: 111 halaman.............................Tebal: v + 76 halaman
....................................................Harga: @Rp 20 ribu......................Harga: @Rp 20 ribu


Kupu-Kupu Kuning..........................Lingkar Kata
(Antologi Puisi)...............................(Kumpulan Artikel)
Penulis:Mahmud Jauhari Ali............Penulis:Mahmud Jauhari Ali
Tebal: iv + 72 halaman....................Tebal: iv + 132 halaman
Harga: @Rp 20 ribu...................Harga: @Rp 25 ribu
Bastari di TVRI Kalsel
Perlu Pembaruan
(Kritik Membangun terhadap Salah Satu Kinerja Balai Bahasa Kalsel)
Mahmud Jauhari Ali
Radar Banjarmasin
Selama
tahun 2008 yang lalu dan beberapa bulan pada tahun 2009 ini sebagian
dari kita telah mendapatkan suguhan Siaran Bahasa dan Sastra Indonesia
(SBSID) di TVRI Kalimantan Selatan. SBSID sekarang diberi nama Bastari
(Bincang Bahasa dan Sastra Terkini, Aktual, dan Rinci) oleh pihak Balai
Bahasa Kalimantan Selatan sebagai
penyelenggaranya. Nama itu dibuat oleh salah seorang sastrawan
Kalimantan Selatan. Sudah lebih dari satu tahun siaran ini disuguhkan
kepada masyarakat di provinsi ini. Adakah pengetahuan yang dapat kita
petik dari siaran itu? Silakan Anda jawab dengan hari nurani, bukan dari sebuah kefanatikan semata terhadap instansi yang bersangkutan.
Memperkenalkan Hal-Hal Intern ke Dunia Luar
=====Sebagai
bagian dari masyarakat Kalimantan Selatan yang otonom, dengan tulisan
ini, saya mencoba memaparkan hasil pemikiran saya yang sangat sederhana
seputar Bastari tersebut. Semoga dengan tulisan ini tidak ada pihak yang marah karena merasa disudutkan atau dijelek-jelekkan oleh saya. Semoga pula tulisan ini dapat menjadi bahan kontemplasi batin bagi kita semua untuk menuju masyarakat madani di provinsi ini.
Setelah
mempelajari siaran yang telah disuguhkan kepada masyarakat itu. Saya
lebih menangkap adanya unsur memperkenalkan Balai Bahasa Kalimantan
Selatan kepada masyarakat luas, baik hal ikhwal maupun kegiatan-kegiatan
yang telah dilakukan instansi pemerintah yang satu ini. Bahkan, unsur
itulah yang mendominasi setiap siaran yang disuguhkan. Mulai dari
membicarakan kebijakan Balai Bahasa Kalimantan Selatan atau Balai Bahasa
Banjarmasin, Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), Bahasa Indonesia
bagi Penutur Asing (BIPA), pemetaan dan kekerabatan bahasa daerah di
Kalsel (penelitian), perkamusan, hingga sampai pada kegiatan penyuluhan
bahasa dan bengkel sastra.
Intinya,
pihak Balai Bahasa Kalimantan Selatan dengan siaran itu memperkenalkan
semua elemen yang ada, yakni, mulai dari bidang birokrasi, bidang pembinaan,
bidang pengkajian, dan bidang pengembangan. Hal ini jauh berbeda jika
kita bandingkan dengan siaran bahasa dan sastra yang diselenggarakan
oleh pihak Pusat Bahasa di TVRI Nasional yang kita kenal dengan BINAR
(Bahasa Indonesia yang Benar). Dalam BINAR fokus utamanya adalah
pencerdasan masyarakat dalam bidang kebahasaan dan kesastran, bukan
fokus pada bidang-bidang dalam instansi Pusat Bahasa.
Pembelajaran bagi Masyarakat
Memang
tidak dapat kita pungkiri bahwa dengan adanya usaha memperkenalkan
bidang-bidang tersebut, kita mengetahui seluk-beluk lembaga penelitian
yang bergerak di bidang kebahasaan dan kesastraan itu. Dengan
pengetahuan itu pula, kita tidak canggung menjawab jika ada orang yang
bertanya tentang apa dan bagaimana kiprah Balai Bahasa Kalimantan
Selatan kepada kita.
Meskipun
demikian, pernahkah kita berpikir bahwa sebenarnya sebuah siaran
kebahasaan dan kesastraan merupakan sarana pembelajaran bagi masyarakat
tentang seluk-beluk bahasa dan sastra, dan bukan seluk-beluk sebuah
instansi pemerintah? Tulisan ini bukan bermaksud menyudutkan pihak
penyelenggaranya, melainkan sebuah tulisan yang penulis maksudkan agar
ke depannya kelak siaran tersebut menjadi lebih baik lagi bagi
masyarakat Kalimantan Selatan. Kita semua berharap di bulan-bulan
berikutnya pada tahun 2009 dan tahun-tahun berikutnya siaran bahasa dan
sastra masih tetap diselenggarakan oleh Balai Bahasa Kalimantan Selatan
dengan lebih baik lagi daripada tahun 2008 dan beberapa bulan pada tahun
ini. Semoga kita mendapatkan izin-Nya untuk mencapai kemajuan itu.
Fenomena dalam Dunia Sastra dan Bahasa di Kalsel
Hal
tersebut di atas perlu diwujudkan pihak Balai Bahasa Kalimantan Selatan
karena sampai sekarang masih banyak masyarakat Kalimantan Selatan yang
kurang mengenal sastra daerah dan juga sastra mutakhir. Bahkan, ada yang
”tidak” mengenal mamanda misalnya, yang merupakan salah satu sastra
daerah Kalimantan Selatan. Di sekolah-sekolah juga jarang sekali
disinggung seputar sastrawan Kalimantan Selatan. Padahal para sastrawan
inilah yang berperan penting dalam kehidupan sastra di provinsi bagian
selatan pulau ini. Para siswa pun akhirnya tidak mengenal
sastrawan-sastrawan tersebut. Bukankah hal-hal di atas merupakan
fenomena yang sangat memprihatikan di provinsi ini? Seharusnya Bastari
juga mengupas dan memberikan solusi atas problematika dalam dunia sastra
di Kalimantan Selatan tersebut, bukannya membicarakan tentang
seluk-beluk setiap bidang yang ada di Balai Bahasa (Provinsi) Kalimantan
Selatan.
Berkaitan
dengan bahasa, hingga saat ini di masyarakat kita penggunaan bahasa
Indonesia misalnya, belum seperti yang kita cita-citakan. Sebagai contoh
umum, masih banyak iklan-iklan berbahasa Inggris dan bahasa gaul
bertebaran di hadapan khalayak ramai. Begitu pula dengan penggunaan kata contreng dalam pemilu tahun ini. Seharusnya kata centang yang dipakai dan bukan kata contreng.
Pembaruan dalam Bastari
Berdasakan
fenomena yang ada, Bastari masih sangat perlu dilaksanakan. Akan
tetapi, sangat perlu adanya pembaruan dalam siaran tersebut sehingga
kita sebagai masyarakat akan lebih mengetahui seluk-beluk kesastraan dan
kebahasaan. Pengetahuan ini sangat perlu guna memungkinkan lebih banyak
lagi masyarakat Kalsel dapat bersastra dengan kualitas yang tinggi dan
tentunya tidak kalah dengan masyarakat dari provinsi lainnya di
Indonesia. Hal yang tidak kalah pentingnya, dengan pengetahuan itu,
memungkinkan masyarakat Kalsel dapat menggunakan bahasa Indonesia dan
daerah secara baik dan benar.
Adapun pembaruan dalam Bastari itu menurut hemat saya seperti berikut ini.
Berkenaan
dengan sastra, siaran itu seharusnya diarahkan pada hal-hal yang
menunjang bagi masyarakat dalam bersastra, mulai dari apresiasi terhadap
karya sastra hingga berkaitan dengan pembuatan karya sastra. Misalnya
saja, masyarakat diberikan pengetahuan tentang bahasa sastra yang
memiliki efek yang berbeda dengan efek yang ditimbulkan dari bahasa
ilmiah, cara memaknai kata-kata pada karya sastra, pemilihan kata
pada puisi, penentuan tema yang dalam pada prosa fiksi, dan juga
seputar naskah dan pementasan teater, serta penulisan esai. Selain semua
itu, masyarakat Kalimantan Selatan juga harus dilatih untuk menulis
karya sastra dalam acara bernama Bastari itu. Tujuan hal terakhir tadi
agar Balai Bahasa Kalimantan Selatan dalam Bastari tidak hanya
membudayakan lisan, seperti bertanya dan berkomentar secara lisan via
telepon
Kemudian dalam Bastari tersebut masyarakat Kalimantan Selatan harus diberikan
pula pengetahuan sejarah sastra di Kalimantan Selatan, jejak langkah
para sastrawan Kalsel dalam memajukan provinsi ini dan bangsa Indonesia
di bidang sastra, seputar sastra daerah, perkembangan sastra Kalsel
mutakhir, manfaat bersastra, dan lain-lain.
Ringkasnya,
di bidang sastra masyarakat Kalimantan Selatan lebih memerlukan
pengetahuan tentang puisi, prosa fiksi, teater, dan perkembangannya
daripada seluk-beluk setiap bidang seperti paparan saya di atas. Untuk
itu, dalam Bastari perlu menghadirkan sejumlah sastrawan andal sebagai
narasumber. Jika di bidang bahasa dalam Bastari ada guru besar bahasa
yang andal seperti Darmansyah, di bidang sastra pun harus ada sastrawan
yang andal, seperti Arsyad Indradi dan Micky Hidayat di bidang puisi,
Sandi Firly dan Jamal T. Suryanata di bidang Cerpen, Adjim Ariadi di
bidang teater, dan di bidang esai seperti Tajuddin Noor Ganie dan Sainul
Hermawan.
Di
bidang bahasa, siaran tersebut seharusnya lebih diarahkan pada
penggunaan bahasa Indonesia dan daerah secara baik dan benar, juga
informasi-informasi seputar perkembangan bahasa Indonesia dan daerah.
Misalnya, masyarakat diajarkan tentang pengunaan kata-kata baku secara
praktis, pemilihan kata-kata yang tepat, pola tata kalimat-kalimat yang
benar, penggunaan tanda baca, dan juga masyarakat diberi penjelasan
tentang manfaat berbahasa secara baik dan benar. Dengan demikian, dapat
kita harapkan masyarakat Kalimantan Selatan tidak salah lagi dalam hal
berbahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa daerah yang saat ini
mulai mengalami krisis kosakata.
Di
samping itu, dalam bidang bahasa, Bastari juga difokuskan pada dunia
tulis-menulis sebagai bagian dari aktivitas berbahasa. Maksudnya,
masyarakat Kalsel harus dilatih untuk mampu menulis di media massa
dengan berbahasa Indonesia secara baik dan benar dalam Bastari tersebut.
Misalnya saja, artikel dalam opini di surat kabar. Hal seperti ini
lebih bermanfaat ’kan?
Dengan
adanya hal-hal yang menunjang di bidang bahasa dan sastra tersebut,
masyarakat Kalimantan Selatan diharapkan dapat lebih memahami,
menghargai, menghasilkan, mencintai, dan memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap sastra dan bahasa.
Kita
harus sadar bahwa selama ini kepedulian masyarakat umum terhadap sastra
dan bahasa di Kalimantan Selatan masih tergolong rendah. Hanya para
linguis, pembina bahasa, sastrawan, pemerhati dan pengamat sastra, dan
orang-orang sejenis yang peduli terhadap hidup matinya bahasa dan sastra
di Kalimantan Selatan. Kita sangat berharap Bastari dapat menjadi salah
satu sarana yang baik untuk menumbuhkembangkan kepedulian masyarakat
dan pemerintah terhadap bahasa dan sastra di provinsi yang kita cintai
ini.
Dengan
demikian dan dengan izin-Nya bidang sastra dan bahasa akan lebih
mendapat tempat yang layak dalam masyarakat dan pemerintah di bumi
Kalimantan Selatan.
Bagian Akhir
Mengakhiri
tulisan yang singkat ini, penulis benar-benar mengharapkan Balai Bahasa
Kalimantan Selatan dapat menunaikan tugas pokok dan fungsi mereka dalam
menjalankan misi untuk mewujudkan kehidupan yang cerdas dan kompetitif
dalam bidang kesastraan dan kebahasaan di Provinsi Kalimantan Selatan.
Kita semua berharap Bastari dapat menjadi salah satu sarana yang baik
dalam mewujudkan kehidupan yang kita cita-citakan tersebut di atas.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita dan tidak menimbulkan
prasangka negatif dari pihak mana pun sehingga penulis tidak dikatai
melemparkan isu negatif atau menjelek-jelekkan pihak tertentu ke tengah
masyarakat pembaca. Bagaimana menurut Anda?
Senin, 20 April 2009
Artikel Kebahasaan
Pemertahanan Budaya Lokal Banjar
Mahmud Jauhari Ali
Sinar Kalimantan
=====Bahasa
Banjar merupakan salah satu bahasa dari 746 bahasa daerah di Indonesia.
Bahasa Banjar hidup dan berkembang di dalam masyarakat etnis Banjar di
Provinsi Kalimantan Selatan dan provinsi-provinsi lain. Orang-orang
etnis Banjar tidak hanya hidup di Provinsi Kalimantan Selatan, tetapi
sebagian juga berdomisili di provinsi-provinsi lain. Provinsi-provinsi
lain itu, seperti Provinsi Kalimantan Tengah, Timur, dan Provinsi
Kalimantan Barat, serta sampai di luar pulau Kalimantan, yaknii pulau
Jawa, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, dan pulau Sumatera. Bahkan,
orang-orang dari etnis ini banyak berada di negara Malaysia. Persebaran
orang-orang etnis Banjar ini menyebabkan persebaran bahasa Banjar itu
sendiri ke luar dari Provinsi Kalimantan Selatan sebagai tempat asal
bahasa Banjar. Karena persebaran itu juga, tidak jarang orang-orang yang
bukan etnis banjar menguasai bahasa Banjar. Sebut saja sebagian besar
orang dari etnis Dayak (baca: suku di pedalaman Kalimantan) di
Kalimantan Tengah menguasai bahasa Banjar.
=====Bahasa
Banjar, sebagaimana bahasa pada umumnya merupakan sistem lambang bunyi
yang bersifat arbitrer dan berdasarkan konvensi, dipakai sebagai alat
komunikasi di kalangan masyarakat etnis Banjar. Dengan kata lain,
bahasa Banjar memiliki ciri-ciri kesemestaan yang universal. Bahasa
Banjar memiliki aturan atau sistem dalam setiap tataran linguistik (
baca: ilmu Bahasa, bisa juga diartikan ‘bahasa’). Contoh bersistem dapat
kita lihat dalam tataran sintaksis linguistik ini, Ali handak manukar rumah hanyar yang maknanya ‘Ali ingin membeli rumah baru’ tidak diujarkan Handak rumah manukar Ali. Selain beraturan seperti itu, bahasa Banjar merupakan lambang bunyi yang arbitrer dan konvensional, seperti kata ading ( adik dalam bahasa Indonesia) melambangkan konsep ‘orang yang lebih muda’. Kata ading tersebut diciptakan secara mana suka atau arbitrer dan disepakati oleh semua masyarakat etnis Banjar.
=====Berdasarkan
ciri-ciri itu, bahasa Banjar melambangkan semua konsep dalam
kompleksitas kehidupan masyarakat etnis Banjar. Masyarakat etnis Banjar
adalah masyarakat yang berbudaya. Konsep budaya yang ada dalam kehidupan
masyarakat etnis Banjar di lambangkan melalui bahasa Banjar. Bahkan
dari zaman dahulu budaya Banjar diwariskan secara turun-temurun oleh
nenek moyang masyarakat etnis Banjar melalui bahasa Banjar kepada
generasi penerus hingga sekarang. Sistem sapaan dalam budaya masyarakat
Banjar misalnya, dilambangkan dengan bahasa Banjar.
Budaya dan Bahasa Banjar
=====Budaya
selalu dikaitkan dengan manusia. Manusia dan budaya saling menunjang
satu sama lain. Manusia membutuhkan budaya, tanpa budaya manusia tidak
akan dinamakan manusia. Begitu pula dengan budaya, tanpa manusia sebagai
pendukungnya, budaya tidak akan ada di dunia ini. Secara mudah budaya
dapat dibatasi sebagai kebiasaan yang lahir dari akal budi manusia.
Dalam melahirkan budaya, akal manusia berpikir dengan menggunakan bahasa
yang dikuasainya. Bahasa dalam hal ini berperan penting untuk
menciptakan budaya. Bahkan dalam kenyataannya budaya yang telah ada
diwariskan secara turun temurun melalui bahasa oleh nenek moyang kita.
Misalnya, ketika anak berdiri di depan pintu dan hal itu diketahui oleh
orang tuanya, orang tua akan mengatakan dengan bahasa Banjar bahwa yang
dilakukan anaknya salah.
Bahkan, bahasa menjadi wadah dari budaya. Maksudnya,
nama-nama dari hasil akal budi manusia itu dilambangkan dengan bahasa.
Sebagai contoh, kata sapaan yang biasa dipakai untuk menyapa orang tua
laki-laki dilambangkan dengan kata abah dalam bahasa Banjar.
Budaya Banjar, dihasilkan dari akal budi nenek moyang orang Banjar.
Bahasa Banjar sangat berperan penting dalam proses penciptaan dan
pewarisan budaya Banjar hingga saat ini. Bahasa Banjar itu sendiri
menjadi wadah atas konsep budaya lokal etnis Banjar. Konsep-konsep dari
sistem sapaan, mata pencaharian, kesenian (sastra, nyanyian, alat musik,
tari-tarian, dan ukiran), bagunan adat, senjata, dan pakaian etnis
Banjar, dilambangkan dengan bahasa Banjar. Contoh, konsep ‘orang tua
kandung perempuan’ dilambangkan dengan kata mama, konsep ‘menangkap ikan dengan kail’ dilambangkan dengan kata maunjun, dan konsep ‘bilah besi panjang untuk berperang’ dilambangkan dengan kata mandau. Kata-kata seperti mama, maunjun, dan mandau adalah kata-kata bahasa Banjar yang menjadi wadah budaya etnis Banjar.
Pengaruh Luar
=====Dewasa
ini sangat banyak pengaruh luar yang memengaruhi penggunaan bahasa
Banjar. Televisi merupakan media utama masuknya pengaruh luar tersebut.
Begitu banyak tayangan sinetron di televisi swasta yang menonjolkan
bahasa Indonesia dialek Betawi atau yang sering disebut dengan bahasa
Indonesia gaul atau bahasa prokem dan beberapa kata bahasa Inggris.
Penggunaan bahasa prokem ini seringkali ditiru oleh anak-anak muda etnis
Banjar. Sebagian mereka merasa tidak gaul jika tidak menggunakan bahasa prokem atau beberapa kata bahasa Inggris. Bahasa Banjar bagi sebagian mereka sudah kuno. Bahkan ada yang berangggapan bahasa Banjar bersifat tradisional. Predikat
tradisional ini yang menyebabkan sebagian mereka merasa minder atau
tidak percaya diri menggunakan bahasa Banjar. Iklan-iklan juga berperan
dalam memengaruhi anak-anak muda etnis Banjar dalam penggunaan bahasa
Banjar. Banyak iklan yang menggunakan bahasa Indonesia gaul dan beberapa
kata bahasa Inggris. Bahasa iklan biasanya ditiru oleh sebagian mereka.
=====Selain
itu, pengaruh luar juga didapatkan sebagian anak-anak muda etnis Banjar
yang menuntut ilmu di pulau Jawa atau pulau lainnya di luar pulau
Kalimantan. Sebagian mereka lebih suka menggunakan bahasa Indonesia gaul
sebagai bukti bahwa mereka punya pengalaman hidup di luar pulau
Kalimantan atau beberapa kata bahasa Inggris sebagai bukti mereka
terpelajar.
Generasi Penerus
=====Dengan
mengamati perkembangan pemakaian bahasa Banjar dewasa ini kita dapat
mengatakan perlu adanya pembinaan dan pengembangan bahasa Banjar bagi
generasi penerus etnis Banjar. Artinya, sebagian generasi penerus bahasa
Banjar dewasa ini kurang memiliki sikap positif terhadap penggunaan
bahasa Banjar. Di Sekolah wajib ditingkatkan pembelajaran dalam mata
pelajaran bahasa banjar sebagai salah satu usaha agar bahasa Banjar
tetap eksis dalam rangka pemertahanan budaya etnis Banjar.
=====Generasi
penerus harus dibekali pengetahuan tentang pentingnya bahasa Banjar
sebagai salah satu pemertahanan budaya lokal etnis Banjar di masa kini
dan masa mendatang. Anak-anak jangan terlalu dibiasakan menggunakan
kata-kata di luar bahasa Banjar, seperti penggunaan kata sapaan papa, ohm, dan tante, kecuali sebab keterpaksaan keadaan. Kita ambil saja sampel kecil dalam penggunaan kata sapaan di atas, kata papa, ohm, dan tante bukanlah kata-kata dalam bahasa Banjar. Seharusnya kata papa tidak dipakai, kata abah yang dipakai; kata ohm seharusnya tidak dipakai, kata amang yang dipakai; dan kata tante juga tidak dipakai, kata acil yang seharusnya dipakai.
=====Sebagai
orang etnis Banjar, memelihara budaya lokal etnis Banjar merupakan
tanggung jawab yang tidak dapat kita elakkan. Melalui tulisan ini
penulis mengajak pembaca, siapa pun dan di mana pun untuk menghargai,
mencintai, dan melestarikan budaya etnis Banjar, walaupun dengan cara
mudah, yakni cukup konsisten menggunakan bahasa Banjar sesuai konteks
yang tepat.
=====Eksistensi
bahasa Banjar dapat mempertahankan budaya etnis Banjar. Selama ada
bahasa Banjar, budaya Banjar pun akan tetap ada. Bahasa Banjar akan
tetap ada jika ada kita yang menggunakannnya dalam kompleksitas
kehidupan kita sehari-hari dengan memperhatikan situasi dan kondisi
kebahasaan
0 komentar:
Post a Comment